ENGINEERING DESIGN IN SPARE PARTS (2015)


Ditulis oleh Rafi Rabbani Firdaus (NIM 16521393) untuk memenuhi tugas 06 Pengantar Rekayasa dan Desain Institut Teknologi Bandung KU1202-20.


Spare Parts. Sebuah film yang dirilis pada tahun 2015. Film ini diangkat dari kisah nyata. Film yang menceritakan tentang perjuangan tim robotika Carl Hayden Community High School yang pantang menyerah menghadapi berbagai tantangan. Mereka mengikuti kompetisi robot bawah air (Underwater Robotics Competition) di Universitas California. Mereka adalah anak-anak imigran gelap yang memiliki mimpi besar. Meskipun sebagain besar dari mereka adalah orang hispanik yang juga merupakan imigran ilegal, mereka mengubah tantangan itu menjadi semangat hingga berhasil menjadi juara di kompetisi tersebut dan mengalahkan juara bertahan MIT.


Sang pemeran utama memiliki mimpi untuk mengikuti Underwater Robotics Competition. Ia adalah Oscar Vazquez. Oscar meminta tolong kepada seorang guru di sekolahnya, yaitu Fredi Cameron, untuk membimbingnya mengikuti kompetisi tersebut. Respons Fredi yang menolak tidak membuat Oscar menyerah untuk meyakinkannya. Akhirnya, Fredi setuju untuk membentuk tim robotika. Oscar pun mencari anggota lain untuk membentuk tim. Setelah tim beranggotakan 4 orang telah terbentuk, mereka pun merancang robot bawah air dengan dana dan peralatan seadanya. Keterbatasan dana tersebut membuat mereka berpikir keras dan bekerja sama untuk mendesain robot yang efisien.


Keterbatasan dana membuat mereka terpaksa membuat robot yang sederhana. Ketika perlombaan, mereka sempat kecewa karena pada awalnya mereka menduduki peringkat keempat, sedangkan juara bertahan MIT berada di posisi pertama. Namun, komponen penilaian kompetisi ternyata 70% misi tantangan dan 30% sesi wawancara. Salah satu pertanyaan kunci bagi tim robotika Carl Hayden adalah mengenai biaya perakitan robot tersebut. Tim robotika Carl Hayden hanya membutuhkan dana 787,16 dollar, dibandingkan tim-tim lainnya seperti tim Cornel yang butuh dana sekitar `12.549 dollar dan tim MIT sebesar 18.863 dollar. Dana yang dibutuhkan tim Carl Hayden membuat para juri tercengang. Pada akhirnya, tim Carl Hayden tidak menyangka karena mereka mendapatkan juara pertama pada kompetisi tersebut.



Apabila kita melihat dari point of view engineering design, dari awal mereka melakukan define the problem, tim Carl Hayden menggali ide mengenai ROV (Remotely Operated Vehicle) yang dapat menyelam di air dan menyelesaikan beberapa tugas. Namun, di sisi lain tim Carl Haydenm juga harus mempertimbangkan cara yang efektif karena mereka terkendala dana dan referensi pengetahuan. Setelah berhasil defining the problem, mereka membuat list of specifications dari ROV mereka. Mereka membuat ROV yang memiliki spesifikasi dapat mengukur suhu, panjang, lebar, dan volume dari objek sasaran berdasarkan aturan perlombaan.


Setelah mendapat list of specifications, mereka tidak langsung membuat prototipe ROV tersebut. Mereka bertukar argumen atau biasa kita sebut brainstorming untuk mendapatkan desain yang sesuai dan kompatibel untuk mencapai tujuan yang kompetisi dengan efektif. Ketika brainstorming, mereka juga melakukan riset untuk mendukung ide desain terbaik mereka. Brainstorming adalah langkah yang tepat karena semua anggota tim dapat menyampaikan ide mereka dan menghasilkan desain terbaik. Kemudian, sebelum direalisasikan menjadi prototipe yang ideal, mereka membuat sketsa ROV terlebih dahulu. Setelah mendapatkan sketsa, akhirnya mereka membuat prototipe desain dari ROV mereka.


Prototipe yang dibuat bertujuan untuk meminimalisir risiko kesalahan ketika membuat kapal. Prototipe juga memiliki fungsi untuk menguji konsep dan proses kerja dari desain mereka sehingga peluang terjadinya risiko merekayasa ulang desain dan potensi hilangnya dana dalam penggunaan bahan asli ketika ada masalah dapat berkurang. Guru mereka (Fredi) mengatakan,"Aturan pertama engineering adalah jangan buat sesuatu dengan bahan asli sebelum membuat model yang sudah terbukti."


Keterbatasan dana membuat tim Carl Hayden memutar otak ketika membuat ROV. Mereka harus menghabiskan dana seminimal mungkin dengan kualitas ROV semaksimal mungkin. Salah satu cara mereka adalah dengan membuat ROV ini dari barang-barang bekas. Mereka juga menggunakan alternatif bahan pengganti, seperti pipa sebagai pengganti besi untuk layer ROV, menggunakan meteran berbasis analog untuk mengukur panjang objek sasaran supaya lebih hemat, dan pemilihan motor listrik dengan harga terjangkau. Hal ini adalah langkah yang jenius, mereka menggunakan alternatif bahan yang lebih murah tanpa menghilangkan esensi fungsional dari desain ROV.


Ketika simulasi perlombaan ROV, tim Carl Hayden juga mendapatkan masalah. Komponen robot mereka ada yang terbakar karena kemasukan air. Namun, tidak lama kemudian mereka tetap tenang dan dapat menangani masalah tersebut dengan solusi yang kreatif hingga masalah dapat terselesaikan.


Hikmah yang dapat saya ambil adalah film ini memberikan contoh pada kita bahwa sebagai engineer, kita selalu dituntut untuk mampu memecahkan masalah dengan solusi yang kreatif dan inovatif. Kita harus menemukan berbagai alternatif solusi menggunakan kemampuan kita. Terima kasih.

Comments